Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto mengapresiasi langkah pemerintah dengan memasukkan tes kejiwaan dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk anak-anak sekolah. Program ini menjadi penting karena kesehatan mental merupakan bagian integral dari kesejahteraan anak, terutama di lingkungan pendidikan.
Namun, Edy juga menekankan bahwa program ini seharusnya tidak berhenti pada tahap awal skrining. Langkah selanjutnya harus berupa intervensi yang sesuai dengan hasil deteksi yang dilakukan, agar anak-anak mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.
“Fokus hanya pada hasil skrining tanpa tindakan lebih lanjut akan membuat program ini tidak bermakna,” ungkap Edy. Pemeriksaan kesehatan mental yang hanya berakhir pada deteksi tidak akan memadai jika tidak ada langkah lanjutan yang konkret,” katanya dalam keterangan resmi.
Pentingnya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Mental
Edy menyoroti bahwa terdapat kekurangan tenaga kesehatan yang berkompeten dalam bidang kesehatan mental, terutama di layanan primer seperti puskesmas. Keterbatasan ini perlu segera diatasi agar program CKG bisa berjalan efektif.
“Kementerian Kesehatan perlu memperluas pelatihan untuk perawat dan dokter umum agar mereka memiliki kapasitas dalam penanganan kesehatan mental,” imbuhnya. Dengan meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan, diharapkan skrining dapat dilakukan secara optimal.
Memberdayakan kader kesehatan masyarakat juga menjadi salah satu solusi yang diusulkan. Edukasi dan pelatihan bagi mereka akan memperkuat sistem deteksi dini terhadap masalah kesehatan mental di kalangan anak-anak.
Implementasi Program dan Tantangannya
Program CKG diharapkan bisa menjangkau semua anak, terutama di daerah yang kurang terlayani. Namun, tantangan utama tetap pada kapasitas tenaga kesehatan yang ada saat ini.
Perlu adanya kolaborasi antara berbagai sektor untuk mendukung implementasi program ini secara lebih luas. Sekolah dan pemerintah daerah harus bekerja sama agar program ini dapat dijalankan dengan baik dan menghasilkan dampak positif pada kesehatan mental anak.
Selain itu, penting untuk menyiapkan fasilitas dan dukungan psikologis yang memadai setelah skrining. Tanpa infrastruktur yang memadai, hasil skrining tidak akan berguna jika tidak diikuti dengan tindakan lanjut yang appropriate.
Membutuhkan Dukungan dari Lingkungan Sekitar
Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan mental juga sangat penting dalam mendukung program ini. Edukasi kepada orang tua dan guru tentang ciri-ciri masalah kesehatan mental bisa menjadi langkah awal yang baik.
“Anak-anak perlu merasa didukung dan dimengerti, terutama di masa sulit,” Edy menjelaskan. Lingkungan yang memahami kesehatan mental akan menciptakan ruang yang aman bagi anak untuk berkembang.
Jadi, selain dari pemeriksaan kesehatan, diskusi terbuka mengenai tantangan kesehatan mental yang dihadapi anak perlu dorongan. Ini termasuk pengertian dan empati dari orang tua, guru, dan teman sebaya.