loading…
Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, Prof Anuraga Jayanegara (42 tahun), baru saja meraih Habibie Prize 2025, sebuah penghargaan prestisius yang diakui secara luas. Banyak yang menganggapnya sebagai “Nobelnya Indonesia,” penghargaan ini diberikan kepada peneliti yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi negara.
Ketika namanya diumumkan sebagai penerima penghargaan tersebut, Prof Anuraga mengaku tidak menyangka. Dia merasakan terkejut dan senang, seolah-olah mimpinya menjadi kenyataan saat menerima informasi itu melalui siaran pers.
Penghargaan yang didapatnya merupakan hasil dari kolaborasi antara Habibie Center dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dengan dukungan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), proses seleksi dilakukan secara ketat melibatkan institusi dari dalam dan luar negeri.
Perjalanan Karier dan Riset Prof Anuraga yang Inspiratif
Prof Anuraga Jayanegara adalah sosok peneliti muda yang telah membangun kariernya di bidang peternakan selama bertahun-tahun. Dia pernah menyelesaikan pendidikan S2 dan S3, di mana penelitian yang dilakukannya berkesinambungan sehingga menghasilkan dampak yang konkret.
Dalam perjalanan akademiknya, ia sering mengedepankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin. Menurutnya, dengan bekerja sama, hasil riset dapat menjadi lebih komprehensif dan diterima dengan baik oleh masyarakat. Setiap eksperimen dan penelitian yang dilakukannya memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan solusi praktis.
Selain bekerja sebagai pengajar, Prof Anuraga juga aktif dalam kegiatan penelitian di institusi internasional. Keterlibatannya dalam kolaborasi ini menunjukkan betapa pentingnya hubungan antara peneliti lokal dan global dalam bidang peternakan.
Makna Habibie Prize bagi Prof Anuraga dan Riset di Indonesia
Habibie Prize tidak hanya berarti penghargaan bagi Prof Anuraga, tetapi juga peningkatan reputasi riset di Indonesia. Menurutnya, penghargaan ini mendorong peneliti lain untuk terus berinovasi dan berkarya dengan semangat. “Ketika kita mendapatkan pengakuan, itu menjadi dorongan bagi kami untuk terus bekerja lebih keras,” ujarnya.
Penerimaan penghargaan ini juga berimplikasi positif bagi pengembangan riset di Indonesia. Dengan meningkatnya perhatian pada penelitian lokal, diharapkan akan ada lebih banyak peneliti yang berani menerobos batas dan mengeksplorasi potensi yang ada.
Prof Anuraga berkeyakinan bahwa dengan dukungan yang tepat, dunia riset di Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lainnya. Habibie Prize diharapkan menjadi pemicu untuk meningkatkan anggaran penelitian dan kolaborasi antara institusi pendidikan dan industri.
Pengaruh Riset Berkelanjutan di Bidang Peternakan
Riset yang dilakukan oleh Prof Anuraga menekankan pentingnya keberlanjutan dalam peternakan. Dia aktif melakukan penelitian terkait peningkatan produktivitas ternak dan keberlanjutan lingkungan. Keduanya saling berkaitan dan sangat dibutuhkan untuk menjaga kesejahteraan peternak serta keberlangsungan sumber daya alam.
Dalam setiap studi yang dilakukan, Prof Anuraga selalu melibatkan masyarakat peternak. Dengan pendekatan ini, dia berharap hasil risetnya dapat diterima dan diaplikasikan dengan baik di lapangan. Semangat kolaborasi antara ilmuwan dan praktisi ini sangat penting untuk menciptakan solusi yang nyata.
Prof Anuraga juga menyiratkan bahwa inovasi yang tidak didukung oleh masyarakat akan sulit untuk berkelanjutan. Keterlibatan masyarakat dalam proses riset menjadi prioritas utamanya, demi menciptakan dampak yang lebih luas.
















