Serangan drone yang dilakukan oleh kelompok Houthi dari Yaman baru-baru ini mengguncang keamanan Israel. Militer Israel melaporkan bahwa pesawat nirawak tersebut menghantam Kota Eilat, mengakibatkan sejumlah korban luka, termasuk beberapa dalam kondisi kritis.
Kejadian tersebut terjadi pada Rabu, 24 September 2025, dan mengindikasikan betapa seriusnya ancaman udara terhadap wilayah Israel. Militer Israel menyampaikan bahwa sistem pertahanan udara mereka gagal mencegat serangan, menandakan adanya kelemahan dalam strategi pertahanan yang selama ini dibanggakan.
Dalam pernyataannya, kelompok Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut sebagai bagian dari strategi mereka untuk menargetkan wilayah Israel. Mereka menegaskan bahwa operasi ini menggunakan sejumlah drone yang berhasil mencapai tujuannya.
Penyebab dan Dampak Serangan Drone Terhadap Israel
Serangan ini bukanlah yang pertama bagi Eilat dalam beberapa pekan terakhir. Beberapa hari sebelum serangan tersebut, drone Houthi juga telah berhasil mencapai dan mengejutkan pihak Israel. Hal ini memicu pertanyaan mengenai efektivitas sistem pertahanan yang ada.
Layanan medis setempat mengonfirmasi bahwa sekitar 22 orang mengalami luka-luka akibat serangan ini, dan dua di antaranya dalam kondisi serius. Luka yang dialami beragam, mulai dari ringan hingga berat akibat serpihan logam yang mengenai mereka.
Polisi Israel segera merespon dengan mengerahkan tim penjinak bom untuk menganalisis reruntuhan drone, menyoroti betapa berbahayanya situasi ini. Pemulihan kawasan yang terkena dampak memerlukan perhatian khusus agar tidak ada ancaman lebih lanjut dari bahan peledak yang mungkin masih tersisa.
Tindakan Responsif Pemerintah Israel Terhadap Ancaman Ini
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengeluarkan pernyataan keras setelah serangan ini. Ia memastikan bahwa setiap serangan terhadap Israel, khususnya yang menargetkan kota-kota, akan mendapatkan balasan yang setimpal. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengatasi ancaman keamanan yang kini semakin meningkat.
Netanyahu menekankan pentingnya mempersiapkan opsi balasan yang tepat dari pihak militer. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, juga mengambil sikap tegas dengan mengancam akan memberikan respons yang mematikan kepada pihak-pihak yang berusaha merugikan Israel.
Ancaman ini menggarisbawahi ketegangan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut, di mana konflik antara Israel dan kelompok Houthi terus berlanjut. Menurut Katz, sejarah menunjukkan bahwa negara-negara yang menyerang Israel akan menghadapi konsekuensi yang sangat berat.
Konteks Sejarah dan Geopolitik dari Konflik yang Berlangsung
Serangan Houthi terhadap Israel memiliki latar belakang yang lebih dalam, yakni operasional militer Israel di Gaza yang berlangsung sejak Oktober 2023. Kelompok Houthi telah meningkatkan intensitas serangan mereka sebagai respons terhadap serangan Israel terhadap Palestina. Ini menunjukkan dinamika geopolitik yang kompleks di wilayah tersebut.
Selama periode ini, kelompok Houthi telah menggunakan berbagai metode untuk menyerang Israel, termasuk serangan rudal dan kapal. Hal ini jelas mengganggu jalur perdagangan internasional dan meningkatkan ketegangan di kawasan Laut Merah.
Meski upaya untuk mencapai gencatan senjata sedang berlangsung, Houthi tetap bersikeras bahwa serangan mereka akan terus berlanjut hingga ada perubahan nyata dalam kebijakan Israel terhadap rakyat Palestina. Ini menambah ketidakstabilan yang telah ada selama bertahun-tahun.
Reaksi Internasional Terhadap Kejadian Barusan dan Situasi yang Terjadi
Dalam konteks internasional, banyak negara mengawasi situasi ini dengan cermat. Tindakan yang dilakukan oleh Israel dan Houthi mendapatkan perhatian luas, terutama oleh negara-negara yang peduli dengan stabilitas di Timur Tengah. Respon dari komunitas internasional sangat penting untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Kritik terhadap kebijakan Israel juga semakin terdengar, terutama mengenai dampak dari operasi militer mereka di Gaza yang telah menewaskan banyak warga sipil Palestina. Kondisi ini membuat banyak negara menyerukan perlunya dialog dan gencatan senjata.
Di sisi lain, penting juga diingat bahwa meskipun ada dakwaan yang serius terhadap Netanyahu, termasuk tuntutan kejahatan perang, dukungan dari sekutu-sekutu Barat tampak kukuh. Hal ini menunjukkan dinamika politik yang masih sulit diprediksi di kawasan tersebut.