Pada malam Minggu, tanggal 7 September 2025, Indonesia akan menyaksikan fenomena gerhana bulan total yang menarik perhatian banyak orang. Gerhana ini, yang sering disebut sebagai blood moon, menandakan posisi bulan, bumi, dan matahari yang sejajar dalam satu garis lurus, sehingga bulan tampak berwarna merah saat fenomena itu terjadi.
Pengamatan fenomena ini dapat dilakukan dengan mata telanjang, sehingga banyak warga yang akan berkumpul untuk menyaksikannya. Momen ini bukan hanya indah, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam bagi umat Islam.
Untuk umat Muslim, dianjurkan untuk melaksanakan salat gerhana bulan sebagai ungkapan rasa syukur dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tradisi ini telah ada sejak zaman Nabi Muhammad dan dianggap sebagai salah satu bentuk ibadah dalam menghadapi kejadian langit yang luar biasa.
Mengapa Salat Gerhana Bulan Sangat Disarankan dalam Islam?
Salat gerhana memiliki tempat penting dalam praktik keagamaan umat Islam. Beberapa ulama menyatakan bahwa hukum salat ini adalah sunah muakkad, artinya sangat dianjurkan dan memiliki nilai penting dalam agama. Melalui salat ini, umat Islam diberikan kesempatan untuk berdoa dan refleksi saat menyaksikan tanda-tanda kekuasaan Allah.
Fenomena alam seperti ini menjadi pengingat bahwa segala sesuatu berjalan sesuai dengan kehendak Allah. Dalam banyak hadis, disebutkan bahwa gerhana bukan sekadar peristiwa astronomis, namun juga sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Sang Pencipta.
Salat gerhana dilakukan dalam dua rakaat, baik sendiri-sendiri maupun berjamaah. Ini menunjukkan bahwa kegiatan ibadah tidak hanya bersifat pribadi, tetapi juga dapat dilakukan secara kolektif, sehingga memperkuat rasa kebersamaan di antara sesama umat Islam.
Cara Melaksanakan Salat Gerhana Bulan dalam Beberapa Langkah
Salat gerhana dapat dilaksanakan kapan saja selama gerhana berlangsung. Walaupun waktu yang paling dianjurkan adalah saat puncak gerhana, umat Islam tetap diperbolehkan untuk melaksanakan salat tersebut dari awal hingga akhir gerhana. Idealnya, durasi keseluruhan gerhana bulan dapat berlangsung sekitar 5 jam, dengan puncak berlangsung selama 1 jam lebih.
Niat salat gerhana adalah bagian penting sebelum memulai ibadah. Niat ini diucapkan dalam hati dan dapat diiringi dengan lafadz yang disampaikan secara lisan. Setelah niat ditentukan, langkah-langkah pelaksanaan salat segera dilakukan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan.
Seperti halnya shalat lainnya, salat gerhana dimulai dengan Takbiratul Ihram, dilanjutkan dengan bacaan Al-Fatihah dan surat-surat dalam Al-Qur’an yang panjang, seperti surat Al-Baqarah. Selain itu, rukuk dan sujud dilaksanakan dengan merujuk pada kebiasaan, diperpanjang sesuai ketentuan, sehingga menambah kesan khusyuk dalam beribadah.
Status Spiritual dan Keberkahan dalam Melaksanakan Salat Gerhana Bulan
Banyak umat Islam percaya bahwa melakukan salat gerhana bulan membawa keberkahan tersendiri. Melalui salat ini, mereka tidak hanya berdoa untuk penghapusan dosa, tetapi juga berharap mendapatkan rahmat dan pertolongan dari Allah SWT. Segala bentuk amalan, terlebih dalam waktu-waktu tertentu seperti saat gerhana, diyakini akan memberikan pengaruh positif pada kehidupan mereka.
Pada saat khotbah setelah salat, imam dapat mendorong jamaah untuk terus bertasbih, berdoa, dan berzikir. Adanya pengingat ini menjadikan setiap orang merenungkan kebesaran Allah dan pentingnya saling berbagi melalui amal dan sedekah.
Penutupan kegiatan ini ditandai dengan doa-doa yang mengharapkan agar Allah menjaga umat-Nya dan memberikan mereka petunjuk dalam urusan dunia dan akhirat. Dengan demikian, salat gerhana bukan hanya sekadar acara menjalankan ibadah, tetapi juga bentuk refleksi spiritual yang mendalam bagi setiap individu.