Sektor perhotelan di Thailand menghadapi tantangan serius di tahun ini setelah mengalami lonjakan signifikan dalam tarif kamar selama empat tahun lalu. Meskipun kegembiraan setelah pandemi memicu kenaikan tarif yang hampir dua kali lipat, kini sektor ini harus beradaptasi dengan penurunan jumlah turis, terutama dari China dan negara-negara Asia lainnya yang jadi pasar utama.
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Tris Rating, perjalanan dunia pariwisata tampaknya mengalami perlambatan. Proyeksi menunjukkan bahwa kedatangan turis asing diperkirakan hanya mencapai 33,1 juta tahun ini, angka yang lebih rendah dibandingkan 35,5 juta pada 2024.
Penurunan jumlah turis ini mencerminkan dampak dari berbagai faktor ekonomi dan sosial, termasuk pengeluaran wisatawan yang lebih selektif. Meski demikian, Thailand tetap menjadi tujuan wisata yang populer, menawarkan berbagai atraksi dan keindahan alam yang menarik.
Penyebab Penurunan Jumlah Turis di Thailand
Perlambatan ekonomi di beberapa negara Asia merupakan salah satu penyebab menurunnya kedatangan turis di Thailand. Pasar yang biasanya merupakan sumber turis utama, seperti China dan Korea Selatan, mengalami penurunan yang signifikan.
Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand mengungkapkan bahwa dalam delapan bulan pertama tahun ini, kedatangan turis asing turun 7,2% dibandingkan tahun lalu, dengan total mencapai 21,9 juta turis. Ini menandakan adanya perubahan yang perlu diatasi dalam industri pariwisata.
Namun, meski ada penurunan dari pasar utama, terdapat peningkatan kedatangan turis dari India yang kini berada di antara lima pasar sumber teratas. Penerbangan langsung yang kuat menuju Bangkok dan Phuket menjadi faktor kunci dalam pertumbuhan ini.
Dampak dari Penurunan Pariwisata terhadap Sektor Perhotelan
Dengan turis yang semakin sedikit, sektor perhotelan harus menghadapi realitas baru di mana strategi penetapan harga harus disesuaikan. Untuk menarik lebih banyak tamu, banyak operator hotel memilih untuk menurunkan tarif kamar mereka.
Akibat penyesuaian ini, Proyeksi Tris menunjukkan bahwa tingkat hunian hotel tahun ini akan tetap datar atau malah sedikit turun. Ini adalah indikasi bahwa meskipun ada permintaan domestik yang kuat, tantangan dari turis internasional yang berkurang tetap menjadi faktor yang signifikan.
Selain itu, para analis memperkirakan bahwa kontribusi tarif kamar dari wilayah tengah dan selatan Thailand tetap mendominasi, tetapi pelaku industri harus bersaing lebih keras daripada sebelumnya untuk mempertahankan pangsa pasar mereka.
Perubahan Preferensi Wisatawan dan Potensi Destinasi Baru
Tris Rating memperkirakan penurunan signifikan dalam jumlah wisatawan China tahun ini. Dari 6,7 juta pengunjung pada tahun lalu, angkanya kami perkirakan hanya mencapai 4,6 juta tahun ini, yang menunjukkan penurunan yang dramatis dalam kedatangan mereka.
Menurut laporan tersebut, banyak wisatawan China yang kini beralih ke destinasi alternatif seperti Jepang dan Vietnam. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah penurunan nilai yen yang membuat perjalanan ke Jepang menjadi lebih terjangkau bagi mereka.
Jika tren ini berlanjut, hal ini bisa jadi tanda adanya pergeseran permanen dalam preferensi perjalanan wisatawan dari China. Adanya ketidakpastian ini telah menambah tantangan bagi industri pariwisata Thailand untuk memikirkan strategi baru agar tetap menarik bagi wisatawan.