Sebelum berubah menjadi museum yang menyimpan sejarah penting, lokasi ini dulunya merupakan kebun yang kosong. Kebun ini berfungsi sebagai pusat pelatihan bagi Partai Komunis Indonesia pada masanya, menjalankan berbagai kegiatan yang kini dikenang sebagai bagian kelam sejarah bangsa.
Peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965 meninggalkan jejak yang mendalam di lokasi ini. Di sinilah tempat di mana berbagai tindakan kejam dilakukan, yang berujung pada penyiksaan dan penghilangan nyawa para korban yang dianggap mengancam keberlangsungan negara.
Museum yang Menyimpan Berbagai Kenangan Sejarah
Monumen yang telah diresmikan pada 1 Oktober 1973 ini dirancang untuk mengenang dan menghormati para Pahlawan Revolusi yang gugur. Komplek museum ini termasuk beberapa elemen, seperti Monumen Pancasila Sakti dan diorama yang menggambarkan peristiwa bersejarah tersebut.
Selain itu, terdapat sumur tua yang dipercaya memiliki sejarah yang mendalam serta ruang relik yang menyimpan berbagai artefak penting dari masa lalu. Lapangan yang berada di sekitarnya menjadi tempat peringatan, di mana orang-orang dapat merenungkan dan memperingati peristiwa yang kelam.
Beragam Koleksi Bersejarah yang Menarik untuk Dikunjungi
Museum ini juga dipenuhi dengan benda-benda bersejarah yang sangat berharga. Salah satu koleksi yang menarik perhatian adalah pakaian asli milik tujuh pahlawan revolusi, yang menggambarkan perjuangan mereka dalam mempertahankan negara.
Tidak hanya itu, terdapat juga kendaraan panser yang digunakan dalam pertempuran serta replika truk yang menjadi ikon bagi Partai Komunis Indonesia pada saat itu. Selain koleksi tersebut, ada juga rumah bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai tempat penyiksaan dan pos komando.
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk yang Terjangkau
Museum Lubang Buaya, yang dikenal sebagai Monumen Pancasila Sakti, buka setiap hari Selasa hingga Minggu. Pengunjung dapat datang dari pukul 08.00 hingga 15.30 WIB, dengan hari Senin ditetapkan sebagai hari libur untuk pembersihan dan pemeliharaan museum.
Untuk memasuki museum ini, harga tiketnya cukup terjangkau. Pengunjung umum hanya perlu membayar Rp5.000, sementara pelajar dan mahasiswa mendapatkan tiket dengan harga lebih rendah, yakni Rp3.000, sehingga semua kalangan dapat menikmati dan belajar dari sejarah yang dipamerkan.