Pemerintah Meksiko telah mengambil langkah tegas dengan merencanakan gugatan terhadap salah satu raksasa dalam industri produk olahraga, terkait dengan peluncuran desain sandal baru. Sandal tersebut dianggap mirip dengan alas kaki tradisional yang sudah menjadi bagian penting dari warisan budaya masyarakat adat Meksiko.
Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan aspek hukum yang mungkin diterapkan dalam kasus ini. Ia menegaskan bahwa tindakan merek besar seperti ini dapat dikategorikan sebagai perampasan budaya.
Menurut Sheinbaum, kekayaan intelektual yang kolektif perlu dilindungi dan dihormati. Dalam pernyataannya, ia menekankan pentingnya mendapatkan kompensasi yang adil serta mematuhi hukum warisan budaya yang ada.
Polemik Peluncuran Sandal Mirip Huaraches di Meksiko
Polemik ini muncul setelah Adidas meluncurkan sandal yang dikenal dengan nama ‘Chavarria Oaxaca Slip On’. Desain sandal tersebut, yang memiliki karakteristik tenunan khas huarache, menarik perhatian luas, tidak hanya dari masyarakat tetapi juga dari pemerintahan.
Willy Chavarria, desainer berkolaborasi dengan Adidas, memiliki darah Meksiko, tetapi tidak meminta izin dari masyarakat adat setempat dalam proses desain. Hal ini pun membuat pejabat di Oaxaca, tempat asal desain tersebut, bereaksi keras.
Institut Nasional Masyarakat Adat Meksiko telah siap untuk menggugat Adidas menyusul langkah yang dianggap melanggar hukum. Mereka berargumen bahwa perusahaan besar seharusnya tidak dapat begitu saja mengambil elemen budaya tanpa pertimbangan yang tepat.
Pentingnya Melindungi Warisan Budaya di Meksiko
Pengrajin lokal di Meksiko, yang bekerja dalam industri kerajinan tangan, berperan besar dalam perekonomian negara. Sekitar setengah juta orang mengandalkan usaha kerajinan ini untuk memperoleh nafkah, sehingga perlindungan terhadap desain dan produk mereka sangat krusial.
Industri kerajinan tangan ini menyumbang sekitar 10 persen dari produk domestik bruto (PDB) di negara seperti Oaxaca, Jalisco, Michoacán, dan Guerrero. Oleh karena itu, setiap pelanggaran dalam hak cipta desain dapat mengancam keberlangsungan ekonomi dan budaya lokal.
Lebih dari itu, pelanggaran hak atas kekayaan intelektual semacam ini bukanlah hal baru. Meksiko sebelumnya telah bersuara menentang beberapa merek besar yang dituduh menggunakan karya seni masyarakat adat tanpa izin, seperti Zara, Shein, dan Louis Vuitton.
Proses Hukum dan Pertemuan dengan Adidas yang Diharapkan
Pemerintah Meksiko kini tengah mempersiapkan diri menghadapi proses hukum ini dan berharap agar Adidas bersedia duduk bersama untuk menyelesaikan masalah. Sampai saat ini, pihak Adidas telah menunjukkan itikad baik dengan menyatakan kesediaan untuk pertemuan tersebut.
Dialog dengan Adidas dianggap sebagai langkah penting untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan, baik bagi perusahaan maupun bagi masyarakat adat Meksiko. Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan dapat tercipta kesepakatan yang lebih menghargai kekayaan budaya.
Melalui langkah ini, Meksiko ingin menekankan pentingnya kelestarian budaya dan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat adat. Mengingat globalisasi yang kian mendominasi industri fashion, kasus ini menjadi contoh nyata mengenai bagaimana perlindungan hak cipta perlu ditingkatkan.