Asoka dinyatakan tidak sadarkan diri selama lebih dari 3,5 jam hingga pesawat mendarat di Edinburgh, Skotlandia. Berita ini mengungkapkan bahwa kondisi Asoka semakin memburuk dan ia kemudian dilarikan ke rumah sakit tetapi sayangnya meninggal pada 3 Agustus 2023 karena pneumonia aspirasi, sebuah infeksi serius yang terjadi akibat menghirup makanan atau cairan ke dalam paru-paru, bukan menelannya.
Penyebab kematian yang disampaikan dalam gugatan menunjukkan adanya kelalaian dalam penanganan keadaan darurat selama penerbangan. Laporan tersebut menambahkan bahwa ada berbagai faktor yang berkontribusi terhadap situasi ini yang bisa jadi tidak terduga dalam perjalanan udara yang panjang.
Pihak berwenang dijadwalkan untuk menyelidiki lebih lanjut untuk menentukan langkah-langkah preventif apa yang bisa diambil agar kejadian serupa tidak terulang. Di sisi lain, reaksi publik juga mencerminkan kekhawatiran yang semakin meningkat tentang keselamatan penumpang selama penerbangan.
Kronologi Meninggalnya Penumpang Selama Penerbangan
Kejadian tragis ini menyoroti pentingnya respons cepat dalam situasi darurat. Asoka dilaporkan kehilangan kesadaran sementara pesawat masih dalam perjalanan, dan upaya untuk memberi pertolongan tampaknya terhambat oleh lokasi dan kondisi penerbangan saat itu.
Pekerja awak kabin dikabarkan telah melakukan upaya terbaik untuk menangani situasi yang menegangkan itu. Namun, dalam gugatan tersebut, terdengar kritik terhadap keputusan pilot yang tidak melakukan pendaratan darurat meskipun keadaan darurat kesehatan yang kritis terjadi.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa pesawat terbang melewati Lingkaran Arktik dan bukan berada di posisi yang memadai untuk melakukan pendaratan darurat. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai prosedur keselamatan yang diikuti oleh kru selama situasi yang genting tersebut.
Aspirasi Pneumonia: Penyakit yang Mematikan
Pneumonia aspirasi adalah kondisi yang tidak boleh dianggap remeh, dan bisa berakibat fatal. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh bakteri atau partikel asing yang memasuki paru-paru, sehingga menyebabkan infeksi.
Gejala yang muncul seringkali memerlukan perhatian medis segera, dan tindakan preventif sangatlah penting, terutama dalam konteks penerbangan komersial. Setiap penumpang yang mengalami kesulitan pernapasan atau gejala serupa perlu segera mendapatkan bantuan profesional dari awak penerbangan.
Pentingnya pendidikan kesehatan bagi penumpang dan awak kabin menjadi sangat vital untuk memastikan situasi seperti ini tidak terulang. Dengan kesadaran yang lebih tinggi, diharapkan akan ada respons yang lebih cepat terhadap masalah kesehatan di dalam pesawat.
Respon dari Maskapai dan Komentarnya
Kejadian ini bukan pertama kalinya memperlihatkan tantangan yang dihadapi oleh maskapai dalam menangani krisis di udara. Sebelumnya, Qatar Airways juga menghadapi kritik publik setelah seorang penumpang wanita meninggal di tengah penerbangan dari Melbourne ke Doha.
Melihat situasi ini, maskapai tersebut menyatakan bahwa awak kabin telah bertindak secara cepat dan profesional di tengah situasi yang menegangkan. Namun, tanggapan maskapai tidak menyelamatkan reputasi mereka yang kini sedang dipertanyakan.
Tim investigasi diharapkan dapat memberikan penjelasan yang lengkap mengenai faktor-faktor penyebab kejadian ini. Publik dan keluarga penumpang tentunya berharap agar kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang agar tidak lagi menimbulkan duka cita yang mendalam.