Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan arahan dari Presiden Prabowo Subianto untuk segera menuntaskan masalah elektrifikasi desa. Instruksi tersebut menargetkan penyelesaian dalam waktu lima tahun untuk mencapai seluruh desa yang belum terhubung dengan listrik.
Dalam pernyataannya, Bahlil menekankan pentingnya mengakselerasi elektrifikasi di lebih dari 5.700 desa dan 4.400 dusun yang saat ini masih belum mendapatkan akses listrik. Rapat yang digelar bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kementerian Keuangan turut membahas langkah-langkah konkret untuk merealisasikan target ini.
“Kita tahu ada sekitar 5.700 desa yang belum teraliri listrik, ditambah 4.400 dusun dan 68 lokasi lainnya. Target Bapak Presiden adalah menyelesaikan semua itu dalam waktu lima tahun,” jelas Bahlil di Jakarta.
Strategi Pemerintah untuk Mencapai Target Elektrifikasi
Pemerintah menyadari bahwa untuk mencapai target elektrifikasi, dibutuhkan strategi yang komprehensif. Elemen kunci yang menjadi perhatian adalah perencanaan yang terukur dan tidak mengulang kesalahan masa lalu.
Bahlil menyatakan bahwa komitmen terhadap pembiayaan akan menjadi fokus utama dalam program ini. “Kami mencari jalan untuk memastikan pembiayaan jangka panjang yang efektif agar program ini tepat sasaran,” ujarnya.
Sementara itu, data dari Kementerian ESDM menunjukkan jumlah desa yang belum teraliri listrik mencapai 10.068 lokasi. Jumlah tersebut mencakup sekitar 1.287.164 rumah tangga yang belum menikmati listrik.
Rincian Wilayah yang Masih Belum Terlistriki
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu, menjelaskan bahwa desa-desa yang masih terisolasi secara listrik tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Ini menunjukkan tantangan besar dalam hal pengembangan infrastruktur energi di berbagai daerah.
Rasio elektrifikasi menunjukkan 17 provinsi telah mencapai lebih dari 99 persen, sementara 15 provinsi memiliki rasio antara 90-99 persen. Namun, enam provinsi, terutama yang berada di wilayah timur, mencatatkan rasio di bawah 90 persen.
“Banyak rumah tangga belum teraliri listrik di daerah seperti Aceh dan Sumatera Utara. Akses listrik masih menjadi tantangan bagi daerah-daerah tertentu,” ungkap Jisman saat rapat bersama Komisi XII DPR RI.
Kebutuhan Investasi untuk Mewujudkan Elektrifikasi 100%
Untuk mencapai rasio elektrifikasi 100%, investasi yang diperlukan oleh PLN diperkirakan mencapai Rp 42,26 triliun. Ini sesuai dengan roadmap listrik desa yang telah disusun untuk memastikan akses listrik bagi semua warga.
“Kami telah melakukan perhitungan berdasarkan roadmap kami tentang kabel, trafo, dan tiang yang diperlukan,” ujar Jisman. Perencanaan yang matang diharapkan dapat mempercepat proses elektrifikasi di pedesaan.
Di sisi lain, Direktur Distribusi PLN, Arsyadany Ghana Akmalaputri, menyampaikan bahwa hingga tahun 2029, PLN memerlukan investasi total sebesar Rp 50,01 triliun. Investasi ini akan meliputi program listrik desa, peningkatan durasi pasokan listrik, serta bantuan pasang baru listrik.
Kesepakatan dan Komitmen Bersama untuk Masa Depan Energi Indonesia
Kesepakatan antara pemerintah dan PLN menjadi langkah strategis untuk mengatasi tantangan elektrifikasi di Indonesia. Komitmen bersama ini diharapkan tidak hanya untuk jangka pendek, tetapi dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan.
Penting bagi pemerintah dan PLN untuk bekerja sama dalam mengembangkan solusi yang inovatif demi mencapai sasarannya. “Dengan kolaborasi yang kuat, kami percaya elektrifikasi akan terwujud dalam waktu yang dijadwalkan,” ujar Bahlil.
Pendistribusian energi secara merata akan membuka peluang ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat. Langkah ini diharapkan menjadi penggerak bagi pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang selama ini terpinggirkan.