loading…
disapa Gus Irfan resmi dilantik menjadi Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 8 September 2025. Pelantikan ini merupakan langkah penting dalam pengelolaan ibadah haji dan umrah dengan harapan meningkatkan kualitas dan pelayanan kepada masyarakat.
Gus Irfan, yang lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 24 April 1962, memiliki latar belakang pendidikan yang mengesankan. Ia adalah anak dari KH Yusuf Hasyim dan cucu dari KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, sehingga perjalanan pendidikannya tidak terlepas dari konteks spiritual dan sosial yang mendalam.
Pendidikan formalnya dimulai di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di tempat kelahirannya. Gus Irfan melanjutkan pendidikan menengah atasnya di SMA Negeri 2 Jombang, di mana ia berhasil lulus pada tahun 1981, menandakan awal perjalanan akademis yang cemerlang.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Gus Irfan melanjutkan ke pendidikan tinggi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Di sini, ia mendalami studi ilmu agama dan sosial, yang sangat berkontribusi terhadap visi dan misi kementeriannya saat ini.
Perjalanan Pendidikan Gus Irfan yang Menarik untuk Dibahas
Gus Irfan adalah sosok yang dikenal memiliki komitmen tinggi terhadap pendidikan. Selama masa studinya di UIN Syarif Hidayatullah, ia aktif dalam berbagai organisasi mahasiswa yang fokus pada pengembangan pendidikan dan kemasyarakatan.
Keaktifannya di organisasi tersebut memberikan banyak pengalaman berharga, terutama dalam pengelolaan program-program sosial dan pendidikan. Dengan latar belakang ini, Gus Irfan memahami pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menyukseskan program-program kementerian yang baru dibentuk.
Setelah menyelesaikan pendidikan formalnya, Gus Irfan tidak segera terjun ke dunia politik. Ia sempat mengabdi di pesantren dan mengajar, memperdalam pemahaman agama sekaligus mentransfer ilmu kepada generasi muda. Pengalamannya ini memberikan perspektif yang luas mengenai tantangan yang dihadapi umat Islam, khususnya dalam hal ibadah haji dan umrah.
Salah satu momen penting dalam kehidupan Gus Irfan adalah saat ia diangkat menjadi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur. Dalam posisi ini, ia berhasil mengimplementasikan berbagai program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, serta memperkuat peran NU dalam isu-isu keagamaan dan sosial.
Pengalaman dan Kontribusi di Dunia Keagamaan
Selain prestasi akademis, perjalanan Gus Irfan di dunia keagamaan juga patut dicatat. Ia dikenal sebagai tokoh yang aktif dalam berbagai forum dan diskusi keagamaan, baik di tingkat lokal maupun nasional. Keterlibatannya ini menunjukkan keseriusannya dalam menyuarakan isu-isu penting bagi umat Islam.
Gus Irfan juga sering memberikan tausiyah di berbagai acara, mengajak masyarakat untuk lebih memahami ibadah haji dan umrah dari sudut pandang yang lebih komprehensif. Mahasiswa dan santri di pesantren seringkali menjadi pendengar setia saat ia berbagi pengetahuan dan pengalamannya.
Komitmennya terhadap peningkatan kualitas pendidikan di pesantren sangat terlihat. Ia berupaya menciptakan kurikulum yang lebih relevan dan adaptif, serta meningkatkan kemampuan para pengajar untuk mengantisipasi tantangan zaman, sehingga pendidikan di pesantren berkualitas tinggi.
Sebagai seorang pemimpin di NU, Gus Irfan merasa bertanggung jawab untuk menjaga tradisi sekaligus memperkenalkan inovasi. Ia percaya bahwa kombinasi antara nilai-nilai tradisional dan modern adalah kunci untuk menjawab tantangan umat di era globalisasi.
Strategi dan Visi Dalam Memimpin Kementerian Haji dan Umrah
Setelah dilantik sebagai Menteri Haji dan Umrah, Gus Irfan memiliki visi yang jelas. Ia bercita-cita untuk menjadikan kementerian ini sebagai lembaga yang profesional dan transparan, yang mampu memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji dan umrah.
Salah satu strategi yang ingin diimplementasikannya adalah peningkatan sistem digitalisasi dalam pelayanan haji dan umrah. Digitalisasi akan mempermudah akses informasi dan proses pendaftaran, sehingga jemaah bisa mendapatkan layanan secara efisien.
Gus Irfan juga berencana untuk meningkatkan kerjasama dengan negara-negara lain dalam hal penyelenggaraan ibadah haji. Dengan adanya kerjasama yang baik, diharapkan akan ada pertukaran pengetahuan dan pengalaman yang saling menguntungkan.
Selain itu, ia menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang penyelenggaraan ibadah haji. Gus Irfan ingin memastikan bahwa jemaah memahami hak dan kewajibannya, sehingga mereka dapat menjalankan ibadah dengan lebih khusyuk.
Dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya, Gus Irfan berkeyakinan bahwa kementerian yang baru ini akan mampu menjawab tantangan-tantangan yang ada. Ia berharap masyarakat dapat mendukung langkah-langkah kebijakan yang akan diambil demi kelancaran ibadah haji dan umrah ke depan.